Sekitar 2 bulan yang lalu, kami mengunjungi Rumah Topeng dan Wayang di Gianyar, Ubud. Lokasinya rada terpencil namun asri. Tempatnya juga luas, dan bisa disewakan untuk kegiatan2 dan acara2 grup.
Kesan pertama atas tempat ini adalah asri dan hijau dan etnik. Terdapat lokasi amphiteater, taman dan gedung yang bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan. Terdapat juga joglo2 yang menyimpan beragam topeng dan wayang dari seluruh penjuru dunia. Aku ga tau seberapa lengkapnya koleksi ini, namun jumlahnya banyak (ga tau persisnya :D).
Cerita mas yang jaga (lupa jg namanya, maaf =,=) , topeng2 ini adalah koleksi pribadi yang empunya rumah topeng ini. Sudah ada permintaan untuk dijadikan museum, namun yang empunya belum sreg, dan masih berasa homy untuk menyandang titel ‘rumah’ saja untuk lokasi ini).
Koleksi topengnya mulai dari zaman batu (kali ya) ampe modern, mulai dr topeng2 bali kuno sampai topeng2 bali modern. Dari wayang potehi sampai boneka wayang air milik Vietnam. Dari Afrika, Spanyol, Cina, sampai kembali ke wayang kulit milik kita. Bahkan ada barongsai dari zaman Soekarno, yang dihadiahkan oleh presiden Cina zaman itu, Mao Zedong.
Menarik.
Aku kagum dengan orang yang mau membangun tempat ini, melestarikan budaya, terutama budaya kita tanpa koar2 di mana2. Bahkan mas yang mengantar kita berkeliling juga punya semangat yang sama saat bercerita. Ada rasa bangga saat menceritakan asal usul topeng dan wayangnya.
Untuk masuk ke sini, ga ada loket tiketnya. Tapi ada kotak donasi disediakan buat yang mau menyumbang.

Pengennya sih aku sisipkan asal usul topeng dan wayang di gambar di atas. Tapi daripada keakuratannya diragukan, maka mending kunjungilah sendiri tempat ini 🙂